Kamis, 16 Mei 2013

Alasan


bukan waktu ataupun kamu yang harus disalahkan dan memang tak ada yang perlu disalahkan
mungkin ini hanya sebuah kebetulan yang direncanakan oleh keadaan
atau bahkan ini hanya sebuah kursi persinggahan sesaat
aku dan kamu  memang saling kenal, tapi kita tidak saling mengenal
aku dan kamu memang teman, tapi kita tidak saling menemani

kini aku menjauh bukan karena aku membencimu
kini aku menjauh bukan karena aku tak menyukaimu
namun tidakkah kau sadar ada seseorang yang menunggumu disana?
seseorang yang memperhatikanmu dari kejauhan
seseorang yang selalu berharap akan kedatanganmu padanya

aku tahu aku bukan yang terbaik untukmu
akupun tak dapat menyanggah bahwa dia yang lebih mengerti kamu
aku tahu aku tak dapat menyanjungmu
akupun tak membantah bahwa dia memahami kamu
dan aku sadar seharusnya bukan aku
bukan aku..
bukan aku..
bukan aku..

kini aku menyiksamu dan kamu menyiksanya
kini aku menyakitimu dan kamu menyakitinya
sadarkah kamu?
pahamkah kamu?
inilah alasan yang sebenarnya aku menjauh darimu..
inilah alasannya aku melepaskanmu..
demi kebaikan kita semua
dan demi kebaikan kamu dengannya

Selingkuh Sekali Saja


Aku tahu ini salah, aku tahu ini tak boleh terjadi. Meletakkan bayangannya diantara bayangan kita berdua. Dalam khayalanku aku gantikan tempatmu dengan dirinya, menjadikan semua seakan-akan nyata. Seperti malam biasanya hal ini terjadi berulang kali hingga aku sadar aku harus mengatakannya.
“kamu tahu bumi itu bulat?”
Ucapku memecah keheningan
“iya”
“jika kita sekarang ada dibelahan bumi bagian utara,  aku ingin mencoba berada dibelahan bumi bagian selatan”
ia terdiam
“jika kini ditempat ini ada bulan, aku ingin berada ditempat matahari bersinar”
Ia masih terdiam
“sayang, maafkan aku. Izinkanlah aku sekali ini saja melihat matahari dibelahan bumi bagian lain”
Aku dan kamu kini terseret dalam kesalahan yang aku buat, terjerat dalam kecemasan yang tak ada ujungnya. Sayang tunggulah, ini hanya semantara.

Seandainya


Aku mengenalmu sebelum dia mengenalmu, kamu mengenalku sebelum kamu mengenalnya.
Aku menyayangimu sebelum kamu bertemu dengannya, kamu menyayangiku sebelum kamu bertemu dengannya.
Aku menunggumu dan kamu menungguku, aku merindukanmu dan kamu merindukanku.
Aku menunggumu dan kamu pergi dengannya, aku merindukanmu dan kamu masih tetap bersamanya
semua terasa buram karena jarak menyamarkannya, semua terlihat seperti biasanya karena jarak membayanginya. bukan dengan kacamata ataupun teleskop untuk melepas dari kesamaran itu, bukan dengan air ataupun cahaya untuk menjelaskan bayangan itu
aku menunngumu dan kamu menunggunya, aku merindukanmu dan kamu merindukannya
aku menangis karenamu dan kamu tak melihatnya, aku sakit karenamu dan kamu tak menyadarinya, aku tersiksa karenamu dan kamu tak mengetahuinya

seandainya..
seandainya..
seandainya..