desember kelabu? ya, terlebih lagi hujan yang selalu turun ketika petang akan tiba, menambah buruk suasana bulan ini. suasana yang menarikku kedalam ingatan yang telah terbungkus rapi setahun ini. menanti balasan pesan singkat yang aku kirimkan berjam-jam lalu. nihil. tak ada apapun disana. sibuk kah ia? lagi, kucoba sekali lagi mengirimkan pesan yang sama. dan... tak ada balasan apapun disana.
poitive thinking, itu yang selalu aku lakukan, setiap ia tidak menanggapi semua pesan yang aku kirimkan, setiap ia tidak memperdulikan setiap panggilan yang aku lakukan. mungkin ia terlalu lelah dengan aktivitas yang tak ada hentinya itu. atau mungkin ia terlalu sibuk denagn tugas-tugasnya yang selalu menumpuk itu? entahlah aku tak tahu. yang aku tahu dia masih seperti yang dulu.
lelah dengan keadaan tak pasti ini, aku mencoba membuka salah satu media socialku. disanalah tertera komentar atas nama diri-nya "sudah makan belum?". manis bukan? ya manis, sangat amat manis. manis dan juga miris, miris karena kata-kata manis itu bukan untuk-ku.
bodoh? dia yang bodoh! dia bodoh karena mengabaikan aku yang menantinya disini. dia bodoh karena tidak menyadari aku yang memperhatikannya disini. dia bodoh karena mengacuhkan aku yang mengharapkannya disini. tapi aku lebih bodoh karena masih saja memaafkan dan menerima dia yang bodoh hingga melakukan hal itu berulang-ulang. menyedihkan bukan?
'drrt...drrrt..' suara handphone di genggamanku menyadarkan aku dari ingatan yang lalu.. bodoh! ya, kenapa harus sekarang aku tersadar betapa bodohnya aku. sendiri menantinya tanpa mengindahkan pikiran negative yang mengingatkanku bahwa ia tak pernah peduli denganku. meninggalkan aku sendiri di atas hubungan yang entah sejak kapan tertutupi kabut. desember kelabu? ya desember tahun lalu sungguh sangat kelabu.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar